XtGem Forum catalog
Home
Mobile
Artikel
Islami
Tentang Admin
Buku Tamu
Site Map
File List
Tanggal 30 Apr 2025
Jam: 00:29:55

Total pengunjung: 507



Penemuan Tembok Ya-juj Dan Ma-juj

Penemuan Tembok Ya-juj Dan Ma-juj
(gambar ini hanya ilustrasi saja)


Tulisan saya kali ini sengaja mengajak
Anda sekalian untuk kembali mengulik
sejarah masa lalu. Dan yang menjadi
bahasan kali ini adalah mengenai kaum
barbar yang diberi nama Ya'juj dan Ma'juj.
Kaum ini adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati sebuah
perkampungan, mereka pun membabat
semua yang menghalangi dan merusak
atau bila perlu membunuh penduduk.
Karenanya, ketika Dzulkarnain datang,
penduduk minta dibuatkan benteng agar mereka (Ya`juj dan Ma`juj) tidak dapat
menembus dan mengusik ketenangan
penduduk. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan
uraian lengkapnya: 1. Asal usul Kata Ya'juj dan Ma'juj berasal dari kata
ajja atau ajij d alam wazan Yaf'ul; kata
ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja
berarti pula asra'a, maknanya berjalan
cepat. Itulah makna yang tertera dalam
kamus Lisanul 'Arab. Ya'juj dan Ma'juj dapat pula diibaratkan sebagai api
menyala dan air bergelombang, karena
hebatnya gerakan. Ya'juj dan Ma'juj diuraikan dua kali dalam
Al-Qur`an. Yang pertama diuraikan dalam
surat Al-Kahfi, sehubungan dengan uraian
tentang gambaran Dajjal. Menjelang
berakhirya surat Al-Kahfi, diuraikan
tentang perjalanan Raja Dzulkarnain ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-
batas kerajaannya. Di antara tanda kiamat Kubra adalah
keluarnya Ya'juj dan Ma'juj dari
kurungannya. Keluarnya mereka sebagai
tanda kiamat Kubra akan terjadi dan
wajib kita imani karena dalil-dalil telah
jelas menetapkannya. Adapun tanda kiamat Kubra, di antaranya disebutkan
dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-
Ghifari RA: Rasulullah melihat kami ketika kami
tengah berbincang-bin cang. Beliau
berkata: "Apa yang kalian perbincangkan?"
Kami menjawab: "Kami sedang berbincang-
bincang tentang hari kiamat." Beliau
berkata: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh
tanda."Beliau menyebutkan: "Dukhan
(asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari
dari barat, turunnya Isa as, Ya'juj dan
Ma'juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke
dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api
yang keluar dari Yaman mengusir
(menggiring) mereka ke tempat
berkumpulnya mereka." (HR. Muslim no.
2901) Selain itu, Ya`juj dan Ma`juj dalam hadits
dari Zainab Binti Jahsh (isteri Nabi SAW),
di jelaskan; "Nabi SAW bangun dari
tidurnya dengan wajah memerah,
kemudian bersabda; "Tiada Tuhan selain
Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu)
telah dibukanya penutup Ya`juj dan Ma`juj
seperti ini!" beliau melingkarkan jari tang
annya. (Dalam riwayat lain tangannya
membentuk isyarat 70 atau 90), Aku
bertanya; "Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada
orang-orang shalih ?" Beliau menjawab;
"Ya, Jika banyak kejelekan." (HR. Ahmad,
Al-Bukhari dan Muslim) Sedangkan Allah SWT berfirman tentang
Ya`juj dan Ma`juj ini: "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya`juj
dan Ma`juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang
benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba
terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); "Aduhai celakalah
kami, sesungguhnya kami adalah dalam
kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah
orang-orang yang zalim" (QS. Al-Anbiyaa`
[21] : 96) Mengenai garis asal usul tentang siapa
sebenarnya kaum ini para ulama telah
berbeda pendapat, namun mereka sepakat
bahwa Ya`juj dan Ma`juj termasuk spesies
manusia. Ada yang menyebutkan dari
sulbi Ada m AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari
sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/
At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir.
Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi
Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham,
Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut
Al-Maraghi, Ya`juj dan Ma`juj berasal dari
satu ayah yaitu Turk, Ya`juj adalah At-
Tatar (Tartar) dan Ma`juj adalah Al-
Maghul (Mongol), namun keterangan ini
tidak kuat. 2. Ciri-ciri kaum Ya`juj dan Ma`juj Walaupun mereka dari jenis manusia
keturunan Nabi Adam, namun mereka
memiliki sifat khas yang berbeda dari
manusia biasa. Ciri utama mereka adalah
perusak dan jumlah mereka yang sangat
besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang
mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak
fasih, bermata kecil (sipit), berhidung
kecil, lebar mukanya, merah warna
kulitnya seakan-akan wajahnya seperti
perisai dan sifat-sifat lain. Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah
hadits di Musnad Imam Ahmad (5/271),
Al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9)
berkata tentangnya: "Rawi-rawinya adalah
rawi-rawi Ash-Shahih." Hadits tersebut
menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol
dengan rambut merah kecoklatan, mata
sipit, datang dengan cepat dari tempat
yang tinggi. Selain itu Rasulullah SAW berkhutbah
dalam keadaan jarinya terbalut karena
tersengat kalajengking. Beliau bersabda: "Kalian mengatakan tidak ada musuh.
Padahal sesungguhnya kalian akan terus
memerangi musuh sampai datangnya
Ya'juj dan Ma'juj, lebar mukanya, kecil
(sipit) matanya, dan ada warna putih di
rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan
wajah-wajah mereka seperti perisai" (HR.
Ahmad) 3. Sifat dan kelakuan kaum Ya`juj dan
Ma`juj Dalam surat Al-Kahfi, Allah menjelaskan
bahwa Ya'juj Ma'juj dikurung oleh
Dzulkarnain dengan baja karena mereka
berlaku biadab dan berbuat kerusakan di
muka bumi, sehingga mereka tidak bisa
keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah. Firman Allah SWT: "Hingga apabila dia telah sampai di antara
dua buah gunung, dia mendapati di
hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang
hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata: 'Hai Dzulqarnain,
sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu orang- orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, maka dapatkah kami memberikan
sesuatu pembayaran kepadamu, supaya
kamu membuat dinding antara kami dan
mereka.' Dzulqarnain berkata: 'Apa yang
telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka
tolonglah aku dengan kekuatan (manusia
dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka. Berilah
Aku potongan-potongan besi.' Hingga
apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah
Dzulqarnain: 'Tiuplah (api itu)', hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah
seperti) api, diapun berkata: 'Berilah Aku
tembaga (yang mendidih) agar aku
tuangkan ke atas besi panas itu.' Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka
tidak bisa (pula) melobanginya.
Dzulqarnain berkata: 'Ini (dinding) adalah
rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah
datang janji Tuhanku, dia akan
menjadikannya hancur lu luh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." (QS. Al-Kahfi:
93-98). Mereka tidak akan keluar darinya sebelum
janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir
zaman sebagai tanda Kiamat yang sudah
diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa
turun dan membunuh Dajjal. Keluarnya
mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam At-
Tirmidzi dalam hadits no. 3153 dan Ibnu
Majah no. 4131 dari Abu Hurairah, dan
dishahihkan oleh Al-Albani di Silsilah
Shahihah no. 1735. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj
membongkarnya setiap hari, sampai ketika
mereka hampir melihat cahaya matahari.
Pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang,
kita teruskan besok'. Lalu Allah
mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah
tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka
kepada manusia, mereka menggali, ketika
mereka hampir melihat cahaya matahari,
pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang,
kita teruskan besok insya All ah Ta'ala'. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka
kembali ke tempat mereka menggali,
mereka mendapatkan galian seperti
kemarin. Akhirnya mereka berhasil
menggali dan keluar kepada manusia.
Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng
mereka. Lalu mereka melemparkan panah-
panah mereka ke langit dan ia kembali
dengan berlumuran darah. Mereka
berkata: 'Kita telah mengalahkan
penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit." Pembicaraan tentang Ya'juj wa-Ma'juj ini
ditutup dengan sebuah hadits An-Nawas
bin Sam'an di Shahih Muslim (Mukhtashar
Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini
kita mengetahui banyak hal tentangnya. Rasulullah bersabda: Ketika Isa dalam
kondisi demikian, Allah mewahyukan
kepada Isa bin Maryam: 'Sesungguhnya
Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku,
tak seorang pun mampu memerangi
mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di Ath-Thur'. Lalu Allah
mengeluarkan Ya'juj wa-Ma' juj, dan
mereka mengalir dari segala penjuru.
Rombongan pertama melewati danau
Thabariyah dan meminum airnya.
Rombongan terakhir menyusul sementara air danau telah mengering, mereka
berkata: 'Sepertinya dulu di sini pernah
ada air'. Nabi Isa AS dan teman-temannya
dikepung sehingga kepala sapi bagi
mereka lebih berharga daripada 100 dinar,
lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat di
leher mereka, maka mereka mati
bergelimpangan seperti matinya jiwa yang
satu. Kemudian Allah menurunkan Nabi
Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka
tidak ada sejengkal tempat pun di bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka.
Lalu Nabiyullah Isa as dan teman-
temannya berdoa kepada Allah, kemudian
Allah menurunkan hujan deras yang
mengguyur seluruh rumah, baik yang
terbuat dari tanah atau kulit binatang. Hujan itu membasuh bumi sehingga ia
seperti cermin yang berkilauan." 4. Kisah mereka dan Raja Dzulkarnain Ya -juj dan Ma-juj adalah kaum yang
banyak keturunannya. Menurut mitos,
mereka tidak mati sebelum melihat seribu
anak lelakinya membawa senjata. Mereka
taat pada peraturan masyarakat, adab dan
pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai
beberapa meter dan ada yang sangat
pendek sampai beberapa centimeter.
Konon, telinga mereka panjang, tapi ini
tidak berdasar. Pada Al-Qur`an surat Al-
Kahfi [18] ayat 94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab,
sebagaimana bunyi kalimat berikut:
"Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain,
sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj[892] itu
orang-orang yang membuat kerusakan di
muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding
antara kami dan mereka?" Jika mereka melewati perkampungan,
membabad semua yang menghalangi dan
merusak atau bila perlu membunuh
penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain
datang, mereka minta dibuatkan benteng
agar mereka tidak dap at menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah
Dzulkarnain ? Menurut versi Barat,
Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips
Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia,
Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun.
Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan
menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi
ke India dan menaklukan Mesir. Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas
sulit diterima, karena hal ini
mengisyaratkan ia seorang kafir dan
filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan;
"Sesungguhnya Kami telah memberi
kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan
(untuk mencapai) segala sesuatu" (QS. Al-
Kahfi [18] : 84). Menurut sejarawan
muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu
Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin
Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM–552 M). Kerajaannya disebut At-Tababi'ah. Dijuluki
Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena
kekuasaannya yang sangat luas, mulai
ujung tanduk mat ahari di Barat sampai
Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah
seorang raja yang shalih. Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara
dua gunung antara Armenia dan
Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk,
Dzulkarnain membangun sebuah benteng.
Dia meminta bijih besi dicurahkan ke
lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka
jadilah tembok logam yang licin tidak bisa
dipanjat. Para arkeolog menemukan benteng
tersebut pada awal abad ke-15 M, di
belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh
dan disebut sebagai "Babul Hadid" (Pintu
Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah
melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog
Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H.
Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di
Andalus ke sana dan bertamu pada
Timurleng. "Babul Hadid" adalah jalan
penghubung antara Samarqindi dan India. 5. Beberapa penelitian tentang tembok
Ya`juj dan Ma`juj Abdullah Yusuf Ali da lam tafsir The Holy
Qur'an menulis bahwa di distrik Hissar,
Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara
Bukhara, ada celah sempit di antara
gunung-gunung batu. Letaknya di jalur
utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini
bernama buzghol-khana dalam bahasa
Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah
bab al hadid. Orang Persia menyebutnya
dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya
tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi. Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina
pernah melewati pintu berlapis besi itu
dalam perjalanannya ke India di abad
ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau
yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun
842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke
gerbang besi tadi. Mereka masih
mendapati gerbang di antara gunung
selebar 137 m dengan kolom besar di kiri
kanan terbuat dari balok-balok besi yang
dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis
seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang
Dunia II, konon Winston Churchill,
pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi
itu. 6. Perkiraan lokasi tembok Ya`juj dan
Ma`juj berada Apa pun tentang keberadaan dinding
penutup tersebut, ia memang terbukti ada
sampai sekarang di Azerbaijan dan
Armenia. Tepatnya ada di pegunungan
yang sangat tinggi dan sangat keras
(pegunungan Kaukasus). Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok
yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum
pada peta-peta Islam maupun Rusia,
terletak di republik Georgia. Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu
melalui riwayat penelitian yang dilakukan
Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah
al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-
Watsiq pernah bermimpi tentang tembok
penghalang yang dibangun oleh Iskandar Dzulkarnain untuk memenjarakan Ya'juj
dan Ma'juj terbuka. Mimpi itu mendorong Khalifah untuk
mengetahui perihal tembok itu saat itu,
juga lokasi pastinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk
mencari tahu tentang tembok itu. Saat
itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut
dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi,
karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan
biaya 5000 dinar untuk penelitian ini. Rombongan Sallam berangkat ke Armenia.
Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail,
penguasa Armenia. Dari Armenia ia
berangkat lagi ke arah utara ke daerah-
daerah Rusia. Ia membawa surat dari
Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama
daerah ini tidak dikenal sekarang).
Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk
jalan untuk membantu Sallam sampai ke
pegunungan Ya'juj dan Ma'juj. 27 hari Sallam mengarungi puing-puing
daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di
sebuah da erah luas bertanah hitam
berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam
melewati daerah yang menyesakkan itu.
Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan
mengatakan kepada Sallam bahwa daerah
itu adalah daerah yang dihancurkan oleh
Ya'juj dan Ma'juj tempo dulu. Selama 6
hari, berjalan menuju daerah benteng.
Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya'juj dan Ma'juj
berada. Sallam kemudian pergi menuju
pegunungan Ya'juj dan Ma'juj. Di situ ia
melihat pegunungan yang terpisah
lembah. Luas lembah sekitar 150 meter.
Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran
Sallam tentang tembok dan pintu besi itu
disebutkan dengan sangat detail (Anda
yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan
baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-
Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938). Al-Idrisi juga menceritakan bahwa
menurut cerita Sallam penduduk di sekitar
pegunungan biasanya memukul kunci
pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu
mereka menempelkan telinganya ke pintu
untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema
teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan
bahwa di dalam pintu betul-betul ada
makhluk jenis manusia yang konon Ya'juj
dan Ma'juj itu. Ya'juj dan Ma'juj sendiri, menurut
penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat
al-Musytaq, adalah dua suku keturunan
Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu,
menyerbu, membunuh, suku-suku lain.
Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat
mengadukan kelakuan suku Ya'juj dan
Ma'juj kepada Iskandar Dzulkarnain, Raja
Macedonia. Dzulkarnain kemudian
menggiring (mengusir) mereka ke sebuah
pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan
jebol. Mereka keluar dan membuat onar
dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-
Idrisi juga menuturka n bahwa Sallam
pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah
melihat Ya'juj dan Ma'juj. Mereka mengaku
pernah melihat gerombolan orang di atas
tembok penutup. Lalu angin badai bertiup
melemparkan mereka. Penduduk di situ
melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz
(Kazakhtan), kemudian Samarkand
(Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan
kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man
Ra'a, Iraq. Ia kemudian menceritakan
dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah. Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah
dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah
pegunungan Ya'juj dan Ma'juj berada
sekitar perjalanan 6 hari dari Cina.
Penuturan ini tidak bertentangan dengan
al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah
Rusia. 7. Kisah kaum Ya`juj dan Ma`juj di akhir
zaman Dikisahkan, bahwa nanti menjelang kiamat
maka fitnah dan kejahatan mereka (Ya�
��juj dan Ma'juj) sangat besar dan
menyeluruh, tiada seorang manusiapun
yang dapat mengatasinya. Jumlah mereka
(golongannya) pun sangat banyak, sehingga kaum Muslimin akan menyalakan
api selama tujuh tahun untuk berlindung
dari penyerangan mereka, para pemanah
dan perisai mereka. Seperti yang
diterangkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas berikut ini: "Maka saat mereka telah keluar (dari
dinding tembaga yang mengurung mereka
sejak zaman raja Zulkarnain), maka Allah
SWT berfirman kepada Isa ibn Maryam:
"Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan
hamba-hamba (Ya'juj dan Ma'juj) yang tidak mampu diperangi oleh siapapun,
maka hendaklah kamu mengasingkan
hamba-hamba-Ku ke Thur (Thursina) " "Dan di Thur terkepunglah Nabiyullah Isa
AS beserta para sahabat-nya, sehingga
harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari
100 dinar kamu hari ini. Kemudian
Nabiyullah Isa dan para sahabatnya
menginginkan itu, maka mereka tidak me nemukan sejengkalpun dari tanah di bumi
kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan
busuk mereka. Kemudian Isa AS dan
sahabatnya meminta kelapangan kepada
Allah SWT maka Allah mengutus seekor
burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai
dengan kehendak Allah. Kemudian Allah
menurunkan air hujan yang tidak
meninggalkan satu rumahpun di kota atau
di kampung, maka Ia membasahi bumi
sehingga menjadi seperti sumur yang penuh" (HR. Ahmad, Muslim dan At-
Tirmidzi dari An-Nawwas bin Sam'am) Dahsyatnya fitnah dan kejahatan kaum
Ya'juj dan Ma'juj ini juga digambarkan
dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
sebagaimana berikut: Rasulullah bersabda : "Dinding pembatas
Ya'juj dan Majjuj akan terbuka, maka
mereka akan menyerang semua manusia,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala: "Dan mereka turun dengan cepat
dari seluruh tempat-tempat yang tinggi" (QS . Al Anbiyaa' : 96). Maka
mereka akan menyerang m anusia,
sedangkan kaum Muslim akan berlarian
dari mereka ke kota-kota dan benteng-
benteng mereka, sambil membawa
binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya'juj dan Majjuj)
meminum semua air di bumi, sehingga
apabila sebagian dari mereka melewati
sebuah sungai maka merekapun meminum
air sungai tersebut sampai kering dan
ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering
tersebut, maka mereka berkata: "Dulu di
sini pernah ada air". Dan apabila tidak
ada lagi manusia yang tersisa kecuali
seorang saja di sebuah kota atau
benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka (Ya'juj dan Ma'juj):
"PendWduk bumi sudah kita habisi, maka
berikutnya yang tertinggal adalah
penduduk langit", kemudian salah seorang
dari mereka melemparkan tombaknya ke
langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang
menunjukkan suatu bencana dan fitnah.
Maka tatkala rnereka sedang asyik
berbuat demikian, Al lah Subhanahu wa
Ta'ala mengutus ulat ke pundak mereka
seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka
pun mati dan tidak terdengar satu
nafaspun. Setelah itu kaum Muslim
berkata: "Apakah ada seorang laki-laki
yang berani mati untuk melihat, apa yang
sedang dilakukan oleh musuh kita ini?" maka majulah salah seorang dari mereka
dengan perasaan tak takut mati,
kemudian dia menemukan bahwa mereka
semua (Yajuj dan Majjuj) telah mati dalam
keadaan sebagian mereka di atas sebagian
yang lain (bertumpukan), maka laki-laki tersebut berseru: "Wahai semua kaum
Muslim bergembiralah kalian,
sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala
sendiri sudah membinasakan musuhmu",
maka mereka pun keluar dari kota-kota
dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang
rumput kemudian padang rumput tersebut
dipenuhi oleh daging-daging binatang
ternak, maka semua susu ternak tersebut
gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang
paling bagus yang t idak pernah dipotong" (Hadits riwayat Ahmad, Ibn
Majah, Ibn Hiban dan Hakim dari Abu
Sa'id RA) 8. Penutup Demikianlah uraian singkat mengenai
kaum Ya`juj dan Ma`juj ini. Semoga
dengannya bisa menambah wawasan bagi
para pembaca sekalian. Terbesit harapan
agar kita semua semakin menyadari
bahwa sejarah masa lalu itu janganlah pernah di lupakan. Tujuannya adalah
untuk kembali mengingatkan kita tentang
nilai-nilai kebaikan yang pernah dilakukan
oleh orang-orang terdahulu. Atau tentang
peringatan-peringatan yang pernah Allah
dan Rasulullah berikan bagi kehidupan kita. Selain itu juga untuk mengingatkan
diri kita tentang apa yang perlu dilakukan
sejak kini hingga masa depan nanti.
Sehingga waktu-waktu yang kita lalui
nanti tetap berjalan pada arah yang lurus
dan benar.


Sumber : http://islamdongeng.blogspot.com
Di tulis oleh : Wahyu Mysterio





Refresh Translate Ke Judul Ke Artikel Lain >